Senin, 14 Januari 2013

KETURUNAN LURAH KEPANDEAN


KETURUNAN LURAH KEPANDEAN

Adapun Lurah Kepandean berputra 6 orang, yang sulung bernama Pande Galuh, yang kedua Pande Bendesa Twa, yang ketiga Pande Taman Bungbungan, yang keempat Pande Sasana Taman Bali, yang kelima Pande Bang Ngaran Banjar. Kemudian mereka membangun Parahyangan di Banjar Jelantik desa Tojan Klungkung sebagai Penataran warga Pande, sekaligus Pura Kawitan. Pura Penataran ini mempergunakan kusen dan daun pintu dari batu, oleh sebab itu pura ini sering disebut Pura Penataran Kori Batu atau Sila Dwara.


Sekarang keturunan Pande Galuh, Pande Bendesa Twa, Pande Taman Bungbungan, Pande Sasana Taman Bali, Pande Bang Ngaran Banjar dan Pande Anom sudah tersebar keberbagai desa. Mereka memiliki keahlian dalam berbagai bidang seperti membuat senjata dan alat alat rumah tangga dari besi, sehingga mereka disebut Pande Besi. Yang ahli membuat busana, perhiasan dan alat alat dari yang terbuat dari logam emas dan perak disebut sebagai Pande Emas. Dan yang ahli membuat tetabuhan seperti gong, terompung, kempur dan gangsa disebut Pande Gong.

Selanjutnya mereka ini dikenal dengan Warga Pande, yang pada umumnya diikuti oleh bidang keahlian atau tempat domisili, sehingga akhirnya dikenal dengan nama Pande Beratan, Pande Tusan, Pande Kamasan, Pande Tamanbali, Pande Beng, Pande Tatasan dan lain lain. Mereka semua berasal dari satu kawitan yaitu Mpu Dwijendra atau Mpu Rajakertha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar